Sunday, April 1, 2012

Look!

Hore-Hore di Kampung

Saat ini aku telah menduduki bangku SMA, sepupu-sepupuku di kampungpun sama, ada yang naik ke SMA, ada yang kuliah dan ada juga yang baru kerja. Semua saudara rameku saat masa-masa SD dan SMP, sekarang sepi, semua merantau keluar untuk melanjutkan ilmunya. Rumah di Ubud jadi sepi tak serame dulu. Kalau ada yang pergi, pasti ada yang datang. Nah, ramenya suasana dulupun akhirnya dapat tertutupi. Kakak sepupuku yang telah menikah, kini punya hore-hore alias momongan. Tiap balik ke Ubud pastinya mampir dulu melihat wajah imut mereka. Ini dia hore-hore di kampung halamanku :D



Ini dia adek mungil yang pertama sekaligus menjadi kakak diantara hore-hore lainnya, namanya Gek Bintang. Adekku yang satu ini pemalu banget, setiap ketemu orang yang tak dikenal pastinya lari ataupun menangis. Haha, namanya anak kecil, nangis dimanapun, it's ok! Gek Bintang ini baru belajar bicara, tiap bicara pasti kepotong-potong + logatnya lucu,




Aku kurang tau nama panjangnya, tapi keluarga dirumah sering memanggilanya Wah Odit. Umurnya satu tahun lebih muda dari Gek Bintang. Nah, kalau yang ini berbeda dengan Gek Bintang, Wah Odit ini kebalikannya. Dia selalu ga mau kalah dengan kakaknya, sering ngebikin kakaknya nangis gara-gara menjambak rambut kakanya setiap kali berebut mainan. Hore yang satu ini ga bisa diem, alias hiperaktif. Walau sakitpun raut wajahnya tak terlihat sayu sedikitpun. Hobinya makan, ckckck.



Ini dia yang paling muda diantara kedua kakaknya, namanya Wah Reva. Baru lahir dua bulan yang lalu. Karena masih bayi, jadi aku ga terlalu tahu dengan sifatnya. Yang jelas, dari raut wajahnya sih terlihat kalem-kalem aja, hhe.

No comments:

Post a Comment