Friday, April 27, 2012

Psikolog Dadakan


Apa Kata Mereka?








Bagi yang pada stress buat ngadepin hidup, jangan hal tersebut kamu jadiin beban. Gambar di atas adalah beberapa kalimat motivasi yang bisa dipakai acuan, tentunya untuk terus bangkit dan maju. Cheers!

Wednesday, April 4, 2012

Nyepi 1934

Ngerupuk with STT. Putra Maha Dipta

Jam 7, waktunya pergi ke banjar untuk mengikuti rapat bersama prajuru (pengurus) banjar. Rapat kali ini membahas tentang pembuatan ogoh-ogoh dalam memperingati hari Raya Nyepi 1934. Saat rapat, antara sekehe teruna dengan prajuru memiliki pandangan yang berbeda. Kami dari pihak pemuda menginginkan agar membuat ogoh-ogoh, namun dari pihak prajuru agak melarang karena banyaknya penglingsir (orang yang sudah lanjut usia) di banjarku takut akan terjadinya konflik dengan banjar lain. Hal ini karena dilihat dari sejarah banjarku dahulu yang banjar dengan pawongan yang berbeda dengan banjar-banjar yang lain. Walaupun belum adanya perijinan atau pelarangan secara resmi, pemuda di banjarku tetap membuat ogoh-ogoh, namun tidak dibanjar, melainkan di depan rumahku, haha (dari pada banyak kritikan -_-).

Seiring berjalannya waktu, akhirnya, perlahan ogoh-ogoh kami mendapat ijin asalkan kami memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan pawai ogoh-ogoh di desa Padang Tegal. Kedua belah pihak menyepakati hal tersebut. Dengan adanya ijin, maka tidak adanya lagi beban dalam pembuatan ogoh-ogoh tersebut.

Akupun bersemangat dengan adanya pembuatan ogoh-ogoh lagi dibanjarku karena tahun lalu banjarku tidak membuat ogoh-ogoh. Setiap balik ke Ubud, aku menyempatkan diri untuk membantu membuat ogoh-ogoh. Tradisi yang tidak pernah lepas saat pembuatan ogoh-ogoh yakni manggang ayam, haha. Yang namanya kerja lembur pasti ada saja acara seperti ini, apalagi satu hari menjelang hari H. Saat itu, pagi pukul 02.00, perakitan ogoh-ogohpun selesai.




Hari Pengrupukan..


Paginya, sekitar pukul 9, pemudaku sudah mulai sibuk memasang sanan ogoh-ogoh.


Setelah sanan dipasang, ogoh-ogoh siap diarak! Eits, tapi belum ngarak sebenarnya, cuma diarak menuju banjar karena akan di Bantenin. Liat tu, belum malam hari, ehh, malah udah bikin jalanan macet, haha. Memang, ogoh-ogoh pemudaku ini kebesaran, jadi sering tersangkut kabel listrik. Makanya jadi lama jalannya.

Nah, ini dia nih suasana pengarakan ogoh-ogohnya. Ogoh-ogohnya baru bisa diarak baru jam tengah 9 malam. Hal ini karena kami mendapat deretan terakhir saat pementasan ketimbang dengan banjar-banjar Padang Tegal Lainnya. ckckck, untungnya semangat masih membara, hahaha.

Dentuman iringan gambelan bleganjur menambah semangat para pengarak ogoh-ogoh menuju setra. Yahh, meskipun aku kini menimba ilmu di Denpasar, tapi aku senang karena dapat menyempatkan diri untuk bisa ngayah bareng dengan sekehe teruna dibanjarku, STT.Putra Maha Dipta.(y)


ERROR!!
keseringan nyangkut dikabel -_-"

Sunday, April 1, 2012

Look!

Hore-Hore di Kampung

Saat ini aku telah menduduki bangku SMA, sepupu-sepupuku di kampungpun sama, ada yang naik ke SMA, ada yang kuliah dan ada juga yang baru kerja. Semua saudara rameku saat masa-masa SD dan SMP, sekarang sepi, semua merantau keluar untuk melanjutkan ilmunya. Rumah di Ubud jadi sepi tak serame dulu. Kalau ada yang pergi, pasti ada yang datang. Nah, ramenya suasana dulupun akhirnya dapat tertutupi. Kakak sepupuku yang telah menikah, kini punya hore-hore alias momongan. Tiap balik ke Ubud pastinya mampir dulu melihat wajah imut mereka. Ini dia hore-hore di kampung halamanku :D



Ini dia adek mungil yang pertama sekaligus menjadi kakak diantara hore-hore lainnya, namanya Gek Bintang. Adekku yang satu ini pemalu banget, setiap ketemu orang yang tak dikenal pastinya lari ataupun menangis. Haha, namanya anak kecil, nangis dimanapun, it's ok! Gek Bintang ini baru belajar bicara, tiap bicara pasti kepotong-potong + logatnya lucu,




Aku kurang tau nama panjangnya, tapi keluarga dirumah sering memanggilanya Wah Odit. Umurnya satu tahun lebih muda dari Gek Bintang. Nah, kalau yang ini berbeda dengan Gek Bintang, Wah Odit ini kebalikannya. Dia selalu ga mau kalah dengan kakaknya, sering ngebikin kakaknya nangis gara-gara menjambak rambut kakanya setiap kali berebut mainan. Hore yang satu ini ga bisa diem, alias hiperaktif. Walau sakitpun raut wajahnya tak terlihat sayu sedikitpun. Hobinya makan, ckckck.



Ini dia yang paling muda diantara kedua kakaknya, namanya Wah Reva. Baru lahir dua bulan yang lalu. Karena masih bayi, jadi aku ga terlalu tahu dengan sifatnya. Yang jelas, dari raut wajahnya sih terlihat kalem-kalem aja, hhe.